Rabu, 22 Juli 2015

Hutan Pinus Gunung Pancar, Sentul City, Bogor



Menghabiskan masa cuti bersama Yanda yang harus dimaksimalkan, maka Selasa (21/7) kemarin kita bertiga piknik ke Gunung Pancar, Sentul, Bogor. Masih inget doong dengan cerita kunjungan ke Bukit Moko, Bandung yang ada Bukit Bintang dengan hamparan pohon pinus yang menjulang, karena ketika di Bandung ngga sempat (bukan waktunya, tapi tenaganya) meneruskan perjalanan ke hutan pinus maka terbayar sudah di Gunung Pancar, Sentul.


Mencari lokasi hutan pinus Gunung Pancar awalnya percaya dengan aplikasi Maps dari ponsel, mengingat aplikasi ini sering membantu mengarahkan sampai tujuan dengan benar. Tapi tidak untuk kali ini. Karena tujuan Gunung Pancar yang diarahkan menuju ke Curug Bidadari yang letaknya melenceng jauh. Karena ingat pernah membaca di sebuah blog tentang jalan menuju Gunung Pancar yang mengikuti arah Jungle Land maka cara satu-satunya adalah bertanya (malu bertanya memang akan sesat dijalan). Daripada kita malah terus ke Jungle Land kan ya (gapapa juga siih, tapi harga tiket holiday yang bikin males, mending nunggu harga normal aja). Setelah bertanya dengan si akang tukang warung yang menunjukkan arah yang tepat maka sampailah kita di lokasi Gunung Pancar.

Arah persis menuju Gunung Pancar memang serupa dengan arah menuju ke tempat wisata Jungle Land, keluar tol di Sentul Selatan ikuti petunjuk menuju Jungle Land lalu sebelum pos masuk ke tempat parkir Jungle Land (setelah ruko) ambil jalan berbelok ke kanan. Lurus terus sampai menemukan pertigaan 'Pedagang Sate Kiloan' belok ke kanan lagi dan lurus terus ikuti jalan. Setelah melewati bukit dengan jarak tidak jauh akan terlihat gapura besar bertuliskan 'Gunung Pancar'. Atau bisa juga mengikuti petunjuk arah bertuliskan 'pemandian air panas'.

Lokasi persis Gunung Pancar di Desa Karang Tengah, Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor ini sebenarnya sudah diketahui penduduk Bogor dan Sekitarnya sejak lama. Namun sejak social media populer dengan foto-foto di spot unik maka lokasi Gunung Pancar makin terkenal. Ya apalagi kalau bukan karena 'pose' diantara hutan pinus yang menjulangnya itu.


 
Walaupun ketika sampai di Gunung Pancar di waktu matahari lagi panas-panasnya (sekitar jam 11) tapi ngga terasa terik looo, ya karena tertutup pohon pinus yang tinggi dan berada di ketinggian kurang lebih 800m diatas permukaan laut. Kegiatan berlanjut dengan mengeluarkan tongsis dari tas dan acara jeprat jepret narsis kekinian diantara pinus yang menjulang pun berlangsung. Di dalam hamparan pohon pinus terdapat banyak batu batu besar yang dimanfaatkan pengunjung untuk 'pose'. Ada juga beberapa keluarga besar yang asik ngadem sambil gelar tikar dan membuka bekal makanan. Berhubung rencana piknik ini dadakan dan memang rencana mau makan siang di resto ikan bakar di kawasan Sentul jadi makanan yang dibawa hanya roti, chiki dan air putih, nikmati ajaaa apa yang ada sambil duduk duduk santai.

Di dalam kawasan Hutan Pinus terdapat camping ground dengan satu tenda besar yang berdiri saat itu. Mungkin ketika musim liburan sekolah yang tidak bertepatan dengan lebaran akan ada lebih banyak tenda. Ketika masuk tadi memang terdapat tulisan di bagian informasi bahwa mereka menyewakan tenda, sayangnya tidak sempat bertanya harga untuk jadi referensi alternatif karena mas banu beberapa kali minta liburan bikin kemah di hutan.



Di area Camping ground terlihat bersih, sayangnya area lain di sekitarnya kotor dengan sampah bekas nasi bungkus, snack, botol air minum, dll. Kenapaaaa yaaa kawasan se-adem ini harus dihiasi dengan sampah, apa ngga bisa yaa pengunjung itu mengumpulkan sampah dan membawanya kembali sampai menemukan tong sampah.

Sementara dua jagoan itu lari larian bercanda, bundanya duduk santai di batu sampai alarm perut bunyi tanda lapar karena ngga terasa sudah jam 1 siang. Saatnya beranjak karena kita juga harus sholat Dhuhur. Lain waktu kesini lagi agak pagian, pakai sepatu kets dan sepeda untuk jalan jalan di track sekitar yang sudah ter-aspal rapih berikut perbekalan lengkap plus tika. 

 



Sebelum makan siang kami mampir untuk sholat Dhuhur di Masjid Jami Al Munawaroh di sekitar bundaran arah Jungle Land yang merupakan sebuah masjid dengan konsep terbuka dan desain yang unik. 






19 komentar:

  1. Terima kasih untuk petunjuk arahnya bun 😊

    BalasHapus
  2. Makasih petunjuk arahnya masuk wisata sana bayar gak yaa???

    BalasHapus
    Balasan
    1. bayar pak, biayanya Rp 2000/orang untuk wisatawan lokal. Apabila membawa kendaraan, dikenakan biaya Rp 1000/motor dan Rp 1500/mobil.

      Hapus
  3. Kalo sekarang jalur ke sana jalannya udah bagus atau blm ya? (Aspal etc)

    BalasHapus
    Balasan
    1. jalannya sudah cukup bagus pak, walau masih ada bagian jalan yang jelek juga si

      Hapus
  4. nice blog...kyk kenal sm lakinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pak putu sudah mampir ke blog saya, kenal kah sama suami saya ?

      Hapus
  5. Balasan
    1. sama sama terima kasih sudah mampir ke blog saya pak Ali, dan saya ini ibu ibu loo, hehe

      Hapus
  6. Ada wisata apa saja mba disana? Area pemandian air panas masih jauh kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wisata pemandian air panas ada di dalam kawasannya mba mei, tapi kalau tempat main khusus si ngga ada, hanya menyajikan pemandangan hutan pinus saja, kalau kesini pagi hari bisa pakai sepatu olahraga dan joging dengan udara yang segar. Di dalam kawasannya juga terdapat camping ground dan outbond spot by request.

      Hapus
  7. terima kasih sudah mampir ke blog saya mba Melinda :)

    BalasHapus
  8. Selamat sore :) bu di hutan pinus banyak berserakan buah pinus tidak? Sy rencana mau kesana khusus utk ngumpulin buah itu utk kerajinan tangan buat anak. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloo pak, maafkan baru membalas komen
      di sana banyak berserakan buah pinusnya, karena ketika di sana anak saya sempat mengumpulkan beberapa buah pinus kering juga, tapi hanya untuk bermain disana, tidak dibawa pulang

      Hapus
  9. Selamat sore juga bu Dian, terima kasih atas responnya. by the way..kalau buah keringnya dibawa pulang diperbolehkan tidak sama pengelolanya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, untuk itu saya belum pasti juga pak, tapi kurasa si boleh boleh aja, melihat kondisi buah pinus keringnya dibiarkan berserakan begitu saja

      Hapus