Minggu, 28 Desember 2014

Bukit Air Resto, Jauh tapiiii Nggak Nyesel

Sepulang kondangan saudara di daerah Parung, Bogor aku langsung cari ide tujuan selanjutnya. Sayang gitu looo udah menempuh perjalanan yang lumayan masak langsung pulang gitu aja. Teringat akan tulisan di sebuah blog (lupa euy blog nya siapa) ada restoran dengan view keren di daerah Ciomas, namanya Bukit Air Resto. Lanjut deh jemari melayang ke Google Maps dan Waze untuk menjadi pemandu. Sayangnya sinyal Waze di Redmi 1s ku ngga bersahabat (karena memang ngga punya pulsa) jadilah pakai Google Maps di ponsel yanda.

Dari lokasi kondangan di daerah Semplak menuju Ciomas dalam peta sih dibilang menempuh waktu sekitar 50 menit-an. Nurut mengikuti arahan maps ternyata jalanan yang dilalui adalah jalan sempit yang kira-kira hanya cukup 1 mobil, jadi kalau ada mobil harus minggir mepet belum lagi banyak motor parkir dan angkot ngetem. Jalan sempit (yang ternyata adalah jalan raya Ciomas) yang hanya layak untuk 1 mobil itu ternyata ngga pendek, panjangg booo....sampai akhirnya ditemukanlah Bukit Air Resto (Thank's to Google Maps). Fiuwh...jalan raya nya kecil yakk.

Cukup kaget juga dengan pemandangan parkiran di Bukit Air Resto, karena jalanan yang kita tempuh bukan terbilang jalan besar, tetapi di kawasan resto parkirannya penuh dengan mobil plat B yang dominan, plus tambahan saung yang penuh saat kita datang. Wiiwww....lokasi terpencil tapi rame yah.

Review soal lokasi, lokasi yang diciptakan Bukit Air Resto memang menyuguhkan pemandangan alam yang natural, dengan lokasi saung yang berpencar sampai ke bukit. Dengan background pemandangan Gunung Salak dan sawah menghijau plus suara gemericik air dari kolam memang terasa sangat menyejukkan. Dengan kondisi itulah maka tak heran penduduk Jakarta dengan minimnya 'warna hijau' rela jauh-jauh kesini (termasuk saya dong yaa). Sayangnya ketika disana passs hujan rintik rintik (yang agak deras) jadilah aku dan kedua pacarku (anak dan suami - red) ngendon di saung, padahal kepingin foto-foto dan mancing tuhh, tapi apalah daya.

Harga makanan yang ditawarkan di Bukit Air Resto juga terbilang terjangkau, dengan menu 'nyunda' dan rasa yang pas di lidah. Rasa masakannya istimewa ? nggak juga, PAS aja sii, kalau di rate yaaa 7,5 lahh, tertutup nilainya dengan poin lebih di pemandangan yang disajikan. Para pengunjung yang datang memang terlihat lahap makan, mungkin salah satu faktornya adalah karena jarak yang ditempuh cukup lumayan, dan rasa lapar memuncak ketika sampai disini. Seperti kondisi aku dan kedua pacar yang langsung menyantap habis makanan yang dipesan.


foto dari web liburan anak

Tapi perlu diingat bahwa harga makanan yang tertera di menu belum termasuk PPN 10% yaa, dan ini yang menjadi masukkan saya untuk Bukit Air Resto untuk memasukkan pajak tersebut dalam harga yang tertera di menu, supaya ketika bayar ngga kaget, apalagi yang menyiapkan uang cash pas dengan menu yang dipesan (mengingat saat saya kesana sedang tidak bisa bayar dengan debit, sinyalnya error katanya) untung uang di dompet mencukupi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar